Katsuobushi merupakan taburan berbahan baku ikan (katsuo). Katsuobushi diserut menjadi seperti serutan kayu untuk diambil kaldunya yang merupakan bahan dasar masakan Jepang, ditaburkan di atas makanan sebagai penyedap rasa, atau dimakan begitu saja sebagai teman makan nasi.
Harga dibrandol Rp.300.000/ kg dan kemasan 1/2 kg Rp 150.000
Katsuobushi yang sudah diserut tipis, berwarna coklat muda hingga
merah jambu sedikit bening umumnya dijual dalam kemasan plastik.
Katsuobushi sebagai penyedap makanan biasanya ditaburkan di atas hiyayako (tahu dingin), okonomiyaki (pizza jepang) dan takoyaki.
Pembuatan ikan cakalang menjadi katsuobushi umum dilakukan di beberapa negara seperti Jepang dan kepulauan Maladewa. Teknik pembuatan ikan menjadi katsuobushi sudah dikenal di Jepang sejak sebelum zaman Edo.
Katsuobushi disebut juga ikan kayu karena ikan cakalang yang sudah
diolah menjadi sangat keras seperti kayu, sehingga sebelum digunakan
harus diserut dengan alat ketam.
Ikan dibelah menjadi 2 bagian untuk membuang bagian tulang,
menyisakan bagian daging ikan berbentuk lengkungan seperti kapal yang
disebut fushi. Daging ikan kemudian diproses sehingga produk akhirnya disebut katsuobushi.
Pemrosesan terdiri dari berbagai tahap, sebutan untuk ikan cakalang
yang hanya direbus dan dikeringkan adalah namaribushi. Tahap selanjutnya
adalah memproses namaribushi dengan cara pengasapan atau pengapangan untuk menumbuhkan berjenis-jenis kapang
di atas permukaannya. Produk akhir yang sering digunakan dalam masakan
Jepang adalah katsuobushi yang mengalami pengapangan dan namaribushi.
Katsuobushi kaya dengan vitamin B kompleks dan banyak mengandung unsur umami sehingga selalu digunakan di Jepang sebagai bumbu dapur atau penyedap. Dalam istilah orang Jepang, umami adalah rasa "lezat" yang merupakan rasa tambahan dari empat rasa utama yang umum: manis, asam, asin, dan pahit.
Klik Peluang Usaha Takoyaki
Klik Peluang Usaha Takoyaki